LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS
MAKALAH MANAJEMEN DANA BANK DAN AKUNTANSI
” LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS “
Dosen
Pembimbing : Drs. Tatang Rohyana Kohir, M.M.
Disusun Oleh :
Kelompok
I (Ruang 526/Reg A)
1. Adam Kurnia Putra (171010501852)
2. Aliefia Yuannisa Amami S (171010501812)
3. Indah Lestary (171010501678)
4. Nurindah Komaladewi (171010501894)
UNIVERSITAS
PAMULANG
FAKULTAS
EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN
Jl.
Surya Kencana No. 1 Pamulang Barat Tangerang Selatan – Banten
2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Dengan
memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami diberi kesehatan dan kesempatan dalam menyelesaikan Makalah
Manajemen Dana Bank Dan Akuntansi yang
berjudul “Likuiditas, Solvabilitas Dan Rentabilitas”. Tak lupa juga kami
panjatkan kepada NABI MUHAMMAD SAW yang telah membawa kami dari zaman Jahiliyah
ke zaman yang terang benderang ini.
Dalam proses penulisan makalah ini tim penulis banyak menemui kesulitan
dalam menjabarkan materi dan keterbatasan kemampuan yang dimiliki, namun
penulis menyadari banyak kekurangan dalam menyajikannya. Oleh karena itu, tim
penulis sangat menghargai bantuan dari segala pihak yang telah memberi bantuan
baik berupa dukungan dan semangat dari orang tua, teman-teman dan dosen
pembimbing mata kuliah Manajemen Dana Bank Dan Akuntansi.
Dengan demikian, tim penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan bagi pembaca untuk lebih mengetahui materi tentang “Likuiditas,
Solvabilitas Dan Rentabilitas”.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Tangerang
Selatan, 15 April 2020
Tim
Penyusun
Kelompok
I
DAFTAR ISI
Cover ......................................................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang........................................................................................ 1
B.
Identifikasi Masalah................................................................................ 1
C.
Rumusan Masalah................................................................................... 2
D.
Tujuan dan Manfaat................................................................................ 2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Likuiditas................................................................................................ 3
B.
Solvabilitas.............................................................................................. 6
C. Rentabilitas............................................................................................. 9
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan............................................................................................. 15
B.
Saran....................................................................................................... 15
Daftar Pustaka........................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah likuiditas berhubungan
dengan masalah kemampuan suatu pengetahuan untuk memenuhi kewajiban
financialnya yang segera harus dipenuhi. Suatu perusahaan mempunyai kekeuatan
membayar belum tentu dapat memenuhi kewajiban financialnya yang segera harus
dipenuhi atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu mempunyai
kemampuan membayar.
Perusahaan
dikatakan likuid jika mempunyai kekuatan untuk membayar, sebaliknya yang tidak
mempunyai membayar adalah likuid apabila kemampuan membayar tersebut
dihubungkan dengan kewajiban dfinancial untuk menyelenggarakan proses produksi
dinamakan likuiditas perusahaan. Dalam hal ini, semakin
tinggi tingkat likuiditas suatu perusahaan maka kinerjanya dianggap semakin
baik. Perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi biasanya memiliki
kesempatan lebih baik untuk mendapatkan berbagai dukungan dari banyak pihak,
misalnya; lembaga keuangan, kreditur, maupun pemasok.
Apabila bank
tidak mampu memenuhi
kebutuhan danadengan segera
untuk memenuhi kebutuhan transaksi
sehari-hari maupun guna
memenuhi kebutuhan dana yang mendesak maka muncullah “resiko
likuiditas“. Resiko
Likuiditas adalah risiko
terjadinya kerugian yang
merupakan akibat dari adanya
kesenjangan antara sumber pendanaan
yang pada umumnya berjangka pendek dan aktiva yang pada
umumnya berjangka panjang.
Sedangkan
solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk membayar
semua hutang – hutangnya baik jangka panjang maupun jangka pendek. Rentabilitas
menunjukkan perbandingan antara laba dengan active atau modal yang menghasilkan
laba tersebut dengan kata lain rentabilitas adlah kemampuan suatu perusahaan
untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
B.
Identifikasi Masalah
1)
Likuiditas
2)
Solvabilitas
3)
Rentabilitas
C.
Rumusan Masalah
1)
Apa yang dimaksud dengan
Likuiditas?
2)
Apa yang dimaksud dengan
Solvabilitas?
3)
Apa yang dimaksud dengan
Rentabilitas?
D.
Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah
mengenai Likuiditas,
Solvabilitas Dan Rentabilitas ini adalah agar para pembaca dapat mengetahui, memahami
dan menjelaskan Likuiditas,
Solvabilitas Dan Rentabilitas.
2. Manfaat
Dengan adanya pembuatan makalah ini, dapat
menjadi panduan dan manfaat dalam mengimplementasikan Likuiditas, Solvabilitas
Dan Rentabilitas dalam perkuliahan maupun pada saat menyusun skripsi yang
berkaitan dengn Likuiditas,
Solvabilitas Dan Rentabilitas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. LIKUIDITAS
1. Pengertian Likuiditas
Likuiditas adalah
kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban untuk membayar utang-utang
jangka pendeknya, yaitu; utang usaha, utang dividen, utang pajak, dan
lain-lain. Pendapat lain mengatakan bahwa arti likuiditas adalah kemampuan
seseorang atau perusahaan untuk melunasi utang-utang yang segera harus dibayar
(current liabilities) dengan menggunakan harta lancarnya. Pada umumnya, tingkat
likuiditas suatu perusahaan ditunjukkan dalam angka-angka tertentu, seperti;
angka rasio cepat, angka rasio lancar, dan angka rasio kas.
Dalam hal ini, semakin
tinggi tingkat likuiditas suatu perusahaan maka kinerjanya dianggap semakin
baik. Perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi biasanya memiliki
kesempatan lebih baik untuk mendapatkan berbagai dukungan dari banyak pihak,
misalnya; lembaga keuangan, kreditur, maupun pemasok. Agar lebih memahami apa
likuiditas, maka kita dapat merujuk pada pendapat para ahli berikut ini:
a.) Bambang Riyanto
Menurut Bambang Riyanto
(2010:25), pengertian likuiditas adalah hal-hal yang berhubungan dengan masalah
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang harus
segera dilunasi.
b.) Syafrida Hani
Menurut Syafrida hani
(2015:121), pengertian likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
memenuhi semua kewajiban keuangan yang segera dapat dicairkan atau yang sudah
jatuh tempo. Secara spesifik likuiditas mencerminkan ketersedian dana yang
dimiliki perusahaan guna memenuhi semua hutang yang akan jatuh tempo.
c.) Handono Mardiyanto
Menurut Handono
Mardiyanto (2009:54), pengertian likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk
melunasi kewajiban (utang) jangka pendek tepat pada waktunya, termasuk melunasi
bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan.
Apabila bank
tidak mampu memenuhi
kebutuhan danadengan segera
untuk memenuhi kebutuhan transaksi
sehari-hari maupun guna
memenuhi kebutuhan dana yang mendesak maka muncullah “resiko
likuiditas“. Resiko Likuiditas adalah
risiko terjadinya kerugian
yang merupakan akibat dari
adanya kesenjangan antara sumber
pendanaan yang pada
umumnya berjangka pendek dan aktiva yang pada umumnya berjangka panjang.
Besar kecilnya risiko likuiditas ditentukan antara lain:
a.) Kecermatan dalam
perencanaan arus kas
atau arus dana
berdasarkan prediksi
pembiayaan dan prediksi
pertumbuhan dana, termasuk
mencermati tingkat fluktuasi dana
b.) Ketepatan dalam
mengatur struktur dana termasuk kecukupan dana-dana non PLS
c.) Ketersediaan aset
yang siap dikonversikan menjadi kas; dan
d.) Kemampuan menciptakan
akses ke pasar
antar bank atau sumber
dana lainnya, termasuk fasilitas
lender of last resort.
2.
Fungsi dan Manfaat Likuiditas
Likuiditas suatu
perusahaan memiliki fungsi dan manfaat tersendiri bagi proses operasi
perusahaan tersebut. Adapun beberapa fungsi dan manfaat likuiditas adalah
sebagai berikut :
a.
Sebagai media dalam melakukan
kegiatan bisnis perusahaan sehari-hari.
b.
Sebagai alat untuk
mengantisipasi kebutuhan dana yang mendesak atau tiba-tiba.
c.
Untuk memudahkan
nasabah (bagi Bank atau lembaga keuangan) yang hendak melakukan pinjaman atau
penarikan dana.
d.
Sebagai acuan tingkat
fleksibilitas suatu perusahaan dalam mendapatkan persetujuan investasi atau
usaha lain yang menguntungkan.
e.
Sebagai alat untuk
memicu perusahaan dalam upaya perbaikan kinerja.
f.
Sebagai alat untuk
mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek.
g.
Dapat membantu
manajemen dalam memeriksa efisiensi modal kerja.
h.
Membantu perusahaan
dalam melakukan analisis dan menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek.
3.
Komponen Likuiditas
Menurut Robert Fry
Engle dan Joe Lange, di dalam likuiditas terdapat tiga komponen dasar, yaitu;
Kerapatan, Kedalaman, dan Resiliensi. Masing-masing komponen tersebut saling
terkait guna menjaga tingkat likuiditas dan stabilitas ekonomi pada suatu
perusahaan. Berikut ini penjelasan ketiga komponen tersebut :
a)
Kerapatan, yaitu gap atau
jarak yang terjadi antara harga normal suatu barang dengan harga yang
disetujui.
b)
Kedalaman, yaitu jumlah atau
volume barang yang dijual dan dibeli pada tingkat harga tertentu.
c)
Resiliensi, yaitu tingkat
kecepatan perubahan harga ke arah harga efisien setelah terjadi penyimpangan
atau ketidakstabilan harga.
4.
Rumus untuk Mengukur Likuiditas
Pada umumnya likuiditas
diukur dengan perbandingan antara aktiva lancar (current Asset) dengan utang
lancar (current liabilities) yang disebut dengan rasio lancar (currect ratio).
Namun, ada juga perusahaan yang menggunakan rasio lain sebagai alat ukur
likuiditas. Berikut ini adalah beberapa rasio untuk mengukur likuiditas yang
umum digunakan :
1.
Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar adalah tingkat kemampuan
suatu perusahaan untuk menggunakan aktiva lancar untuk membayar semua kewajiban
atau utang lancarnya.
Current Ratio = Current Assets / Current Liabilities
2.
Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat adalah tingkat kemampuan
suatu perusahaan untuk membayar utang jangka pendek dengan menggunakan aktiva
lancar tanpa memperhitungkan persediaan karena persediaan membutuhkan proses
yang lama untuk diuangkan ketimbang asset lainnya.
Quick Ratio = (Current Assets – Inventory) / Current Liabilities
3.
Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio kas adalah tingkat kemampuan
perusahaan untuk melunasi utang jangka pendek dengan menggunakan dana kas,
misalnya rekening giro.
Cash Ratio = Cash Equivalent/ Current Liabilities.
4.
Rasio Perputaran Kas (Cash
Turnover Ratio)
Rasio perputaran kas adalah rasio yang
menunjukkan nilai relatif antara nilai penjualan bersih terhadap kerja bersih.
Dalam hal ini, modal kerja bersih adalah seluruh komponen aktiva lancar
dikurangi total utang lancar.
Cash Turnover Ratio = Penjualan Bersih / Modal Kerja Bersih
5.
Rasio Modal Kerja Terhadap
Total Aset (Working Capital to Total Asset Ratio)
Rasio Modal Kerja Terhadap Total Aset
(WCTA) adalah rasio yang dapat menilai likuiditas dari total aktiva dan posisi
modal kerja.
WCTA = (Current Asset – Current Liabilities) / Total Assets.
B.
SOLVABILITAS
Dalam menjalankan
bisnisnya, perusahaan pasti terlibat dengan yang namanya utang. Utang merupakan
kewajiban yang harus dibayarkan oleh suatu perusahaan kepada pihak lainnya
dalam jangka waktu tertentu akibat transaksi yang pernah terjadi di masa lalu.
Jumlah utang perusahaan erat kaitannya dengan solvabilitas.
1. Pengertian Solvabilitas
Solvabilitas adalah
kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi segala kewajibannya. Kewajiban yang
dimaksud di sini adalah utang-utang yang harus dibayarkan. Sedangkan rasio
solvabilitas adalah perbandingan antara besarnya aktiva yang dimiliki
perusahaan dengan utang-utang yang harus ditanggung. Dari rasio solvabilitas
ini, kita bisa mengetahui sejauh mana perusahaan mampu melunasi utangnya jika
perusahaan tersebut dilikuidasi.
a)
Conant et al
Pengertian Solvabilitas menurut Conant et al (1996)
adalah kemampuan organisasi bisnis dalam memenuhi kewajiban keuangannya tepat
pada waktunya. Untuk sebuah perusahaan asuransi definisi tentang solvabilitas
harus diatur oleh regulator, dalam hal ini Departemen Keuangan, karena terkait
kekayaan masyarakat umum. Tingkat solvabilitas bagi suatu perusahaan asuransi
yaitu minimum dari uang dan surplus yang wajib dijaga.
b)
Riyanto
Pengertian solvabilitas menurut Riyanto (2004)
adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi segala kewajiban
finansialnya jika sekiranya perusahaan tersebut dilikuidasikan.
c)
Sugiarso
Pengertian solvabilitas menurut Sugiarso (2006)
ialah kemampuan suatu perusahaan untuk membayar utang-utangnya, baik itu utang
jangka pendek maupun utang jangka panjang.
d) Munawir
Pengertian solvabilitas menurut Munawir (2007) yaitu
menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya
jika perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik itu kewajiban keuangan jangka
pendek ataupun jangka panjang.
e)
Sutrisno
Pengertian solvabilitas menurut Sutrisno
(2009) ialah kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya
jika perusahaan dilikuidasi.
2. Jenis-Jenis Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas tak
hanya terdiri dari satu macam, berikut tiga di antaranya.
a.
Debt to Asset Ratio
Debt to Asset Ratio digunakan untuk membandingkan
berapa besarnya aktiva perusahaan dengan jumlah utang secara total. Dengan ini,
Anda diharapkan bisa mengetahui seberapa jauh utang perusahaan mempengaruhi
pengelolaan aktiva yang ada. Untuk menghitungnya, Anda tinggal membagi total
hutang yang ada dengan jumlah aktiva atau tetap. Karena hasilnya biasanya
berupa persentase, maka dari hasil pembagian tersebut Anda harus mengalinya
dengan 100%. Berikut rumus solvabilitasnya.
Debt to Asset Ratio = (Total Debt : Total Asset) x 100%
b.
Debt to Equity Ratio
Sedangkan Debt to Equity Ratio adalah perbandingan
yang menunjukkan total utang dengan ekuitas atau modal bersih yang dimiliki
perusahaan setelah membayarkan semua kewajibannya. Rumus solvabilitasnya hampir
sama dengan sebelumnya, tapi kali ini pembaginya adalah jumlah ekuitas itu
sendiri, yakni sebagai berikut. Debt to Equity Ratio = (Total Debt : Equity) x
100%
c.
Tangible Assets Debt
Coverage
Sedangkan rasio satu ini digunakan untuk
mengetahui perbandingan antara utang jangka panjang yang ditanggung perusahaan
dengan aktiva tetap berwujud.
Dengan
menghitung rasio solvabilitas ini, Anda bisa menemukan berapa besarnya setiap
rupiah dari aktiva berwujud yang Anda miliki untuk membiayai utang jangka
panjang.
Pada umumnya, hasil
perbandingan minimal harus 1:1, yang berarti setiap satu rupiah utang jangka
panjang dapat dibiayai dengan satu rupiah dari aktiva tetap yang ada. Jadi,
jika nilainya semakin tinggi, maka akan semakin membuka peluang bagi perusahaan
untuk mencari pinjaman baru dan sebaliknya, semakin kecil angka perbandingannya
menunjukkan bahwa aktiva yang dimiliki perusahaan kurang bisa menjamin utang
jangka panjangnya.
Hal ini akan
menyulitkan perusahaan ketika akan mencari pinjaman baru. Untuk menghitungnya,
Anda cukup membagi jumlah aktiva tetap yang ada dengan utang jangka panjang
yang harus dibayar.
3. Tujuan dan Manfaat Solvabilitas
a.
Menganalisis status perusahaan
dan kemampuannya dalam memenuhi kewajibannya pada pihak ketiga.
b.
Mengetahui status perusahaan
dengan melihat keseimbangan antara jumlah modal dan aktiva tetap yang dimiliki.
c.
Mencari tahu berapa besarnya
rupiah dari modal sendiri yang akan digunakan sebagai jaminan pembayaran utang
jangka panjang.
d.
Untuk melihat sejauh mana
pengaruh utang yang ditanggung perusahaan terhadap pengelolaan aktiva yang ada.
Seberapa
banyak aset atau aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dapat mencerminkan
kondisi operasional perusahaan. Semakin banyak aktiva yang dimilikinya maka
semakin tinggi kemampuan perusahaan tersebut dalam melunasi utang yang
dimilikinya. Sebaliknya, jumlah aktiva yang sedikit akan menyusahkan perusahaan
dalam melunasi utang-utang yang ditanggungnya. Rasio solvabilitas biasanya
diperlukan ketika perusahaan akan tutup untuk memastikan bahwa ia bisa melunasi
utang-utangnya atau tidak.
Contohnya
koperasi untuk membayar
semua hutangnya baik jangka
pendek maupunjangka
panjang.Dengan Solvabilitas, dimaksudkan
kemampuan perusahaan
untukmembayar hutang-hutangnya dari
aktiva-aktiva yang dimiliki
perusahaantersebut (Farid Djahidin, 1993:109
Besarnya ukuran
umum yang dipakai
adalah 200% atau
2:1 yang berarti
dua kali dari total
hutang perusahaan dikatakan
solvable bila rasionya
kurang dari 200%.
Di tinjau dari solvabilitas, maka keadaan perusahaan di bedakan menjadi
:
a. Solvable, perusahaan mampu
memenuhi semua kewajiban
keuangan nya apabila perusahaan
tersebut dilikuidasi.
b. Insolvable, perusahaan tidak
mampu memenuhi semua
kewajiban keuangannya apabila
perusahaan dilikuidasi.
C.
Rentabilitas
Untuk menganalisis
laporan keuangan dibutuhkan metode seperti analisis rasio. Analisis rasio yaitu
proses analisis dengan membandingkan data kuantitatif neraca dan laba rugi
untuk menilai kinerja perusahaan pada masa yang telah lalu, saat ini dan pada
masa yang akan datang. Pemakaian rasio keuangan tergantung kepentingan suatu
perusahaan dengan membandingkan nominal (angka-angka) pada jenis jenis laporan
keuangan sehingga unsur unsur laporan keuangan, posisi keuangan dan kinerja
manajemen dalam periode tertentu bisa terlihat.
Menurut James C V Horne
yang dikutip oleh Kasmir, rasio keuangan adalah indeks yang menghubungkan dua
angka akuntansi dengan membagi satu angka dengan angka lainya. Menurut Irawati,
rasio keuangan adalah teknik analisis manajemen keuangan sebagai alat ukur
kondisi keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan membandingkan
dua buah variabel dari laporan keuangan perusahaan pada pengelolaan kas kecil
perusahaan, neraca dan laba rugi termasuk laporan arus kas perusahaan. Salah
satu rasio yang akan dibahas adalah rasio rentabilitas.
1. Pengertian Rentabilitas
Rasio Rentabilitas
(Probability Ratio) juga sering dikenal dengan istilah rasio profitabilitas
adalah rasio untuk mengukur tingkat perolehan keuntungan dibandingkan penjualan
atau aktiva. Rasio rentabilitas bisa menilai kemampuan suatu perusahaan untuk
memperoleh laba yang berkaitan erat dengan kelangsungan perusahaan. Rasio
rentabilitas berkaitan erat dengan kelangsungan hidup perusahaan. Angka
rentabilitas berupa angka laba sebelum atau sesudah pajak, laba investasi,
pendapatan per saham, dan laba penjualan. Kondisi atau tingkat kesehatan
perusahaan juga terlihat dari rasio ini sehingga tujuan laporan keuangan bisa
tercapai.
Ukuran ini bisa
membandingkan keberhasilan perusahaan terhadap pengelolaan investasi modal,
menilai pengembalian perusahaan yang bersifat relatif terhadap resiko investasi
modal serta membandingkan pengembalian investasi modal terhadap investasi
alternatif. Obligasi pemerintah biasanya akan memberi nilai pengembalian
minimum karena berisiko rendah. Investasi yang lebih riskan pada umumnya
menghasilkan pengembalian yang lebih tinggi.
Analisis pengembalian
investasi modal ini dibandingkan dengan laba perusahaan atau ukuran kinerja
lainnya terhadap sumber pendanaan perusahaan. Analisis jenis ini juga bisa
menilai kemampuan perusahaan untuk mendapatkan pedanaan, membayar kreditor, dan
memberikan imbalan kepada pemilik.
2. Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya
rentabilitas modal sendiri
a. Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi
rentabilitas modal sendiri, dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang
berhubungan dengan rentabilitas modal sendiri. Menurut Riyanto (2001:36),
rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal sendiri dan
modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan
dinyatakan dalam persentase. Maka, jelas rentabilitas ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal
sendiri mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik
modal.
b. Tingkat bunga modal pinjaman
Laba
yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal sendiri adalah laba
bersih, yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal pinjaman dan pajak
perseroan. Semakin tinggi tingkat bunga modal pinjaman yang harus dibayar,
berarti akan memeperkecil laba yang menjadi bagian pemilik modal sendiri.
c. Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan
kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya, termasuk penyusutan dan
bunga dari pendapatan kotornya. Semakin tinggi tingkat pajak yang ditentukan
pemerintah, maka akan memperkecil laba yang menjadi hak bagi pemilik dan
sebaliknya. Hal ini menyebabkan rentabilitas modal sendiri terpengaruh
3. Jenis Jenis Rasio Rentabilitas
a. Profit Margin
Rasio ini benar-benar menilai kemampuan perusahaan
untuk memperoleh laba bersih pada tingkat penjualan tertentu yang terlihat
langsung pada analisis common size pada laporan laba rugi yang tepatnya berada
pada baris terakhir. Rasio ini juga menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menekan biaya-biaya atau ukuran efisiensi pada periode tertentu sehingga
perbedaan biaya dan beban dalam akuntansi akan terlihat. Rasio ini menilai dari
laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio yang semakin besar berarti
kondisi perusahaan semakin baik karena laba perusahaan cukup tinggi. Ada 2
rumus untuk mencari profit margin sebagai berikut :
1. Gross Profit Margin
Gross Profit Margin atau Margin Laba Kotor yaitu
perhitungan dengan membandingkan antara laba kotor perusahaan dengan tingkat
penjualan yang dicapai dalam periode tertentu yang sama. Laba kotor yang
dicapai ini berupa setiap rupiah penjualan. Nilai rasio yang semakin besar
berarti kondisi keuangan perusahaan semakin baik. Kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba untuk menggantikan biaya tetap atau biaya operasi lainnya.
Rumus Gross Profit Margin sebagai berikut.
Gross
Profit Margin = Laba Kotor / Penjualan Bersih x 100%
2. Net Profit Margin
Net Profit Margin atau Margin Laba Bersih yaitu
perhitungan dengan membandingkan antara laba bersih yang dihasilkan perusahaan
yang berasal dari penjualan terhadap efisiensi seluruh kegiatan seperti
produksi, administrasi, pemasaran, pendanaan, penentuan harga dan manajemen
pajak. Semakin tinggi rasio ini berarti
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba juga tinggi pada tingkat
penjualan tertentu. Jika rasio bernilai rendah maka penjualan juga rendah
berdasarkan tingkat biaya tertentu atau kemungkinan lainnya biaya yang
dikeluarkan perusahaan terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu. Rumus
Net Profit Margin sebagai berikut.
Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak /
Penjualan Bersih x 100
b. Return On Investment (ROI)
Return On Investment merupakan kemampuan perusahaan
untuk memperoleh keuntungan berupa laba bersih setelah pajak (EAT) agar bisa
menutup investasi yang dikeluarkan. Rasio ini menilai jumlah laba bersih
setelah pajak yang dihasilkan dibandingkan dengan setiap satu rupiah investasi
yang dikeluarkan. Semakin besar rasio ini berarti kondisi perusahaana semakin
baik. Return on investment bisa dikatakan berupa perbandingan antara laba
bersih setelah pajak dengan total aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.
Semakin besar rasio ini berarti kinerja perusahaan semakin baik. Return on
Investment bisa dihitung dengan rumus berikut ini.
ROI = Laba Bersih Setelah Pajak / Total Investasi x
100% atau
ROI = Net profit margin x Assets turn over
c. Return On Assets (ROA)
Return On Assets merupakan kemampuan perusahaan
untuk memperoleh laba dengan menggunakan semua aktiva yang dimiliki perusahaan.
Dalam ROA, laba yang diukur berupa laba kotor sebelum bunga dan pajak atau EBIT
dari aktiva yang dipakai. Semakin besar rasio ini maka kondisi perusahaan
semakin baik. Rasio ini disebut juga rentabilitas ekonomis yang mengindikasikan
kemampuan asset yang dimiliki untuk memperoleh tingkat pengembalian atau
pendapatan. Rentabilitas Ekonomi dengan kata lain menunjukkan kemampuan total
aset dalam menghasilkan laba sehingga efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan
seluruh sumber daya bisa terlihat. Rumus ROA sebagai berikut. ROA (Rentabilitas
Ekonomi) = Laba Bersih Sebelum Pajak / Total Aktiva x 100%
d.
Return on Equity (ROE)
Return on Equity (ROE)
merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas
berupa pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik
perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) terhadap
modal yang telah diinvestasikan pada suatu perusahaan. Return on equity menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif
serta mengukur laba dari investasi pemilik modal sendiri atau pemegang saham
perusahaan. ROE menampilkan rentabilitas
modal atau rentabilitas usaha. Return on equity bisa dihitung dengan rumus
berikut ini.
ROE = Laba bersih setelah pajak / ekuitas X 100%.
e. Earning per share (EPS)
Earning per share merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan setiap lembar saham dalam menghasilkan laba berupa jumlah rupiah
sehingga pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon
pemegang saham lebih tertarik dengan perhitungan earning per share. Rasio ini
menjadi suatu indikator keberhasilan perusahaan. Rumus EPS sebagai berikut.
EPS
= Laba Bersih Setelah Pajak – Dividen Saham Preferen / Jumlah Saham Biasa x
100%
Rasio rentabilitas
berperan penting dalam menilai kondisi perusahaan yang berhubungan dengan cara
membuat laporan keuangan terkait dalam perolehan laba sehingga kinerja dan
fungsi laporan keuangan bisa terlihat. Perusahaan dengan manajemen yang bagus
maka bisa memanfaatkan berbagai asset dan aktiva untuk meraih laba semaksimal
mungkin sesuai standar akuntansi keuangan.
4. Tujuan Rentabilitas
Tujuan rentabilitas
menurut Harnanto (1991: 351) adalah menentukan kriteria penilaian hasil operasi
bisnis sebagai tujuan pokok yang bisa dipakai untuk 2 hal berikut.
a.) Menjadi indikator tentang
efektivitas manajemen
Tujuan ini memiliki alasan, yaitu rentabilitas bisa
menggambarkan kemampuan perusahaan (PD, BPR, BKK) untuk memperoleh laba dengan
membandingkan modal yang dimiliki untuk menghasilkan laba sehingga rentabilitas
menjadi manifestasi dari efektivitas dan kualitas manajemen.
b.) Menjadi alat untuk memperkirakan
laba perusahaan
Sebagai alat untuk membuat proyeksi laba perusahaan,
rentabilitas bisa menggambarkan korelasi atau hubungan antara laba dengan modal
yang dipakai untuk menghasilkan laba tersebut sehingga para manajer bisa
menganalisis dan merencanakan laba pada berbagai tingkat.
Rentabilitas memiliki tujuan untuk pihak manajemen
(internal) dan pihak luar (eksternal) perusahaan terutama pihak-pihak yang
memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan. Tujuan pemakaian rasio
rentabilitas bagi perusahaan sebagai berikut :
1. Mengukur atau menghitung laba yang didapatkan oleh perusahaan
dalam periode tertentu.
2. Menilai dan membandingkan posisi laba perusahaan pada tahun
sebelumnya dengan tahun sekarang.
3. Menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Menilai besarnya laba sebelum pajak terhadap total aset
5. Mengukur produktivitas seluruh dana (modal) perusahaan berupa
modal pinjaman dan modal sendiri.
Rentabilitas
juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektivitas manajemen dalam mengatur dan
menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Analisis rentabilitas juga berguna
bagi pihak luar seperti calon investor atau kreditor yang akan menanamkan dana
di dalam perusahaan melalui pasar modal dengan membeli saham perusahaan yang telah
go public. Analisis rasio rentabilitas juga membantu manajer keuangan/finansial
memahami hal-hal yang perlu dilakukan oleh perusahaan berdasarkan informasi
yang berasal dari financial statement (jenis jenis laporan keuangan dan fungsi
laporan keuangan) yang memenuhi standar akuntansi keuangan. Manajer keuangan
akan mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan sehingga
bisa membuat keputusan-keputusan yang penting untuk masa yang akan datang.
Sedangkan bagi investor atau calon investor bisa menjadi bahan pertimbangan
untuk membeli saham yang bersangkutan atau tidak.
BAB
III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan di atas maka di tarik
sebuah kesimpulan bahwa likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
memenuhi kewajiban untuk membayar utang-utang jangka pendeknya, yaitu; utang
usaha, utang dividen, utang pajak, dan lain-lain. Perusahaan dengan tingkat
likuiditas yang tinggi biasanya memiliki kesempatan lebih baik untuk
mendapatkan berbagai dukungan dari banyak pihak, misalnya; lembaga keuangan,
kreditur, maupun pemasok.likuiditas terdapat tiga komponen dasar, yaitu;
Kerapatan, Kedalaman, dan Resiliensi.
Solvabilitas
adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi segala kewajibannya. Kewajiban
yang dimaksud di sini adalah utang-utang yang harus dibayarkan.dan mempunyai 3
jenis rasio Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Tangible Assets Debt
Coverage.
Rasio
rentabilitas berkaitan erat dengan kelangsungan hidup perusahaan. Angka
rentabilitas berupa angka laba sebelum atau sesudah pajak, laba investasi,
pendapatan per saham, dan laba penjualan.mempunyai 3 faktor Rentabilitas
Ekonomi, Tingkat bunga modal pinjaman, Tingkat pajak pendapatan.Analisis
rentabilitas juga berguna bagi pihak luar seperti calon investor atau kreditor
yang akan menanamkan dana di dalam perusahaan melalui pasar modal dengan
membeli saham perusahaan yang telah go public.
B. Saran
Penulis telah
membuat makalah ini dengan semaksimal mungkin dan berharap semoga makalah ini
dapat membantu pembaca untuk memahami dan mengetahui materi tentang Sistem
Infromasi Akuntansi. Tidak hanya itu, semoga makalah ini menjadi pedoman bagi
pembaca dalam melakukan implementasi sistem informasi akuntansi di suatu
organisasi atau perusahaan.
Jika pembaca
menemui kesalahan penulisan dalam makalah ini, kami, penulis memohon maaf dan
mohon untuk memakluminya. Jangan segan-segan untuk mengoreksi kesalahan
penulisan yang terdapat dalam maklalah ini kepada penulis, agar nantinya
menjadi kritik yang membangun untuk kedepannya. Sekian dan terimakasih, semoga
bermanfaat.
Daftar Pustaka
xerma.blogspot.com/2014/04/pengertian-rentabilitas-menurut-ahli.html
Komentar
Posting Komentar